Life must be go on

Life must be go on

Sabtu, 28 September 2013

Green Building



A. PENGERTIAN GREEN BUILDING
Green Building ( Bangunan Hijau ) adalah bangunan yang didesain khusus dengan tema yang ramah lingkungan, hemat energi, layout sederhana tapi tidak membosankan, kualitasnya bermutu dan material yang ramah lingkungan. Pelaksanaan green building ini salah satu upaya mencegah pemanasan global yang menyebabkan bumi semakin panas. Green building lebih dimaksudkan pada bentuk fisik bangunan yang berwawasan lingkungan. Upaya untuk menghasilkan bangunan dengan menggunakan proses-proses yang ramah lingkungan, penggunaan sumber daya secara efisien selama daur hidup bangunan sejak perencanaan, pembangunan, operasional, pemeliharaan, renovasi bahkan hingga pembongkaran.
Di Negara-negara yang telah menerapkan Green Building ada 6 kriteria yang diukur, yakni :
·         Pengolahan lahan sekitar,
·         Penggunaan air,
·         Penggunaan energi, material dan dari mana sumber material itu,
·         Kualitas di dalam ruangan, dan inovasi.
Masing-masing kriteria ini dibagi-bagi lagi menjadi beberapa poin. Tiap poinnya diberi nilai yang berbeda. Jika satu gedung mampu mengumpulkan nilai sejumlah tertentu, barulah ia bisa diberikan sertifikat green building.
Dalam Wikipedia, green building dapat disebut juga green construction atau sustainable building. mengacu pada struktur dan menggunakan proses yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sumber daya yang efisien sepanjang siklus hidup bangunan: dari tapak untuk desain, konstruksi, operasi, pemeliharaan, renovasi, dan pembongkaran. Di bidang arsitektur dan teknik sipil, konstruksi (construction) adalah suatu proses yang terdiri dari membangun atau perakitan infrastruktur.
Green building dapat dicirikan sebagai bangunan yang :
  • Menggunakan energi yang seminimal mungkin.
  • Memanfaatkan ruang alam
  • Menggunakan energi yang dapat diperbaharui
  • Menggunakan bahan yang bersifat ramah lingkungan
  • Menggunakan bahan atau material yang bersifat reuse, reduce, dan recycle.
  • Sistem gedung yang menghasilkan limbah yang dalam batas toleransi berdasarkan aspek lingkungan hidup.
Bangunan hijau didesain untuk mereduksi dampak lingkungan terbangun pada kesehatan manusia dan alam, melalui :
§  Efesiensi dalam penggunaan energi, air dan sumber daya lain
§  Perlindungan kesehatan penghuni dan meningkatkan produktifitas pekerja
§  Mereduksi limbah / buangan padat, cair dan gas
§  Mengurangi polusi / pencemaran padat, cair dan gas serta mereduksi kerusakan lingkungan
Manfaat yang diperoleh dari green building :
A. Manfaat lingkungan
·         Meningkatkan dan melindungi keragaman ekosistem
·         Memperbaiki kualitas udara
·         Memperbaiki kualitas air
·         Mereduksi limbah
·         Konservasi sumber daya alam
B. Manfaat Ekonomi
·         Mereduksi biaya operasional
·         Menciptakan dan memperluas pasar bagi produk dan jasa hijau
·         Meningkatkan produktivitas penghuni
·         Mengoptimalkan kinerja daur hidup ekonomi
C. Manfaat Sosial
·         Meningkatkan kesehatan dan kenyamanan penghuni
·         Meningkatkan kualitas estetika
·         Mereduksi masalah dengan infrastruktur lokal
·         Meningkatkan kualitas hidup keseluruhan

B. MATERIAL YANG DIGUNAKAN GREEN BUILDING

Penggunaan material bangunan yang sesuai dengan penerapan bangunan hijau (green building) memiliki peranan untuk menekan pemanasan global. Infrastruktur bangunan dengan kesesuaian bahan material menjadi elemen penting dalam membentuk konsep green building.
            Setiap rancangan infrastruktur dengan bahan materialnya memiliki pengaruh terhadap koefisien lingkungan.Penggunaan bahan material yang sesuai akan menciptakan bangunan yang efisien dalam memanfaatkan sumber energi,seperti air,cahaya,dan listrik. Perkembangan desain struktur rumah dan gedung yang cepat juga turut memengaruhi perkembangan penggunaan bahan material.





  
Gambar 1. Konsep Green Building

Lima kriteria yang mesti dicermati di sebuah green building, berlaku untuk semua jenis bangunan :
1. Sustainable site.
Di sini, pengadaan lahan  untuk sebuah kompleks hunian tak boleh menciderai lingkungan. Lokasi tersebut tak boleh meraibkan sebuah  sawah ataupun ladang yang menjadi tempat parkir air. Bagaimanapun, lokasi tersebut sebaiknya sudah punya jalan akses dan sarana transportasi memadai. Itu agar ekologi tak terciderai proses pembuatan jalan. Lantas, proses pembukaan lahan tersebut perlu diperhatikan. Kalau dengan cara membabat habis lahan lantas menanam pohon baru, berarti kriteria pertama ini kurang diperhatikan. Efisiensi lahan juga perlu diperhatikan. Rumah berpenghuni empat orang sudah tentu tak perlu seluas 1.000 m2.
2. Water efficient.
Lebih baik sebuah rumah didesain hemat energi sedari awal. Contoh: menggunakan air hujan ataupun air hujan yang diolah kembali, serta menggunakan kloset irit air.
3. Indoor environmental quality.
Sebuah hunian lebih baik tak menggunakan bahan-bahan  bangunan yang menimbulkan polusi, antara lain cat yang menimbulkan polusi udara atau karpet yang proses pembuatannya menggunakan gas beracun. 
4. Energy and atmosphere.
Di sini, sebuah hunian mesti dirancang hemat energi, antara lain dirancang agar tak banyak menggunakan pendingin udara. Terkait itu, di iklim subtropis seperti Indonesia, ventilasi yang lebar-banyak  bisa dimanfaatkan untuk menurunkan suhu ruangan 
5. Material resource.
Satu ciri green building adalah menggunakan material bangunan ramah lingkungan. Itu antara lain sedapat mungkin mengurangi bahan impor. Sebab, bahan impor otomatis melahap banyak energi dalam pengiriman. Pun, satu hunian lebih baik tak  menggunakan material yang perlu waktu lama untuk dibarui seperti kayu jati; sedapat mungkin, material daur ulang digunakan.
Konsep reduce-reuse-recycle adalah cara efektif dalam mengaplikasikan gaya hidup ramah lingkungan. Dengan menerapkan ketiganya secara konsisten di seluruh elemen bangunan, terciptalah produk arsitektur hijau yang diidamkan.
·         Reduce
Reduce berarti mengurangi penggunaan bahan-bahan yang memiliki dampak terhadap lingkungan. Salah satunya kayu, yang semakin menipis persediaannya akibat penebangan liar. Untuk itu desain rumah ini dibuat dengjan material yang mudah didapat dan diperbarui.
Reduce juga berarti hemat energi. Desain rumah ini memiliki banyak bukaan untuk memaksimalkan sirkulasi udara dan cahaya alami agar tidak perlu menggunakan lampu dan pendingin udara pada siang hari.
·         Reuse
Arsitek memanfaatkan kembali material kontainer sebagai dinding. Penggunaan kontainer dianggap lebih efisien, efektif secara ruang, dan lebih ringan. Ruangan-ruangannya dapat didesain fleksibel. Pengguna ruang juga dapat menggeser dinding kontainer untuk mendapatkan atau menambah fungsi ruang baru tanpa mengurangi sirkulasi udara dan pencahayaan langsung ke ruangan.


·         Recycle
Rumah ini menggunakan bahan-bahan yang dapat didaur ulang, seperti semen, batu bata, aluminium, kaca, dan keramik. Hal ini dilakukan sebagai bentuk optimalisasi terhadap penggunaan bahan baku alternatif dan mengurangi pemakaian sumber daya alam yang sulit diperbarui.
·         Renewable sources
Dimana segalanya diperoleh dari alam, yang telah dikelola dan dipanen secara berkelanjutan atau diperoleh secara local untuk mengurangi biaya transportasi, serta diselamatkan dari bahan reklamasi di lokasi terdekat.


Gambar 2. Contoh desain green building
C. PELAKSANAAN GREEN BUILDING
            Suatu keterpaduan dari perencanaan atau desain, penggunaan bahan ( alam atau buatan ), sistim bangunan, sistim utilitas dan metode konstruksi yang inovatif mewujudkan terjadinya green building, seperti skematik gambar dibawah ini :




Gambar 2. Diagram keterkaitan antar elemen bangunan,komponen bangunan dan sistem konstruksi yang inovatif menjadi green building
¨      Elemen yang dimaksud seperti fasade, lantai, dinding, cladding;
¨      Komponen yang dimaksud berupa bahan bangunan, mesin, peralatan dan utilitas
¨      Sistim yang dimaksud adalah metode konstruksi inovatif dan hasilnya adalah green building.


D. INTEGRASI BAHAN DAN METODE TEKNOLOGI
            Bahan semen sebagai komponen utama pembanguan dimana pabrik semen ternyata merupakan penyumbang gas CO2 yang cukup besar, sekitar 930 juta ton/tahun , menempati urutan kedua setelah pembangkit tenaga lintrik atau dengan kata lain berkontribusi sekitar 7% dari total emisi gas CO2 yang berkisar 13.470 juta ton/tahun ( berdasarkan data dari Inter-Governmental Panel on climate Change/IPCC), dengan inovatif antara bahan dan teknologi dapat membuat beton yang ramah lingkungan, yaitu dengan mengurangi kadar semen yang otomatis mengurangi gas CO2, permasalahannya adalah pengurangan porsi semen harus digantikan dengan material cementitious sebagai aditif yang berkualitas dengan kadar yang sesuai, sehingga tetap diperoleh beton berkinerja tinggi, aditif tersebut adalah abu terbang, silica fume yang diolah pada silo semen dengan teknologi beton modern dapat memperoleh penghematan energy 21,1% ( IPCC ).
Bahan Hebel dan b-panel sebagai komponen utama dinding bangunan. Hebel yaitu bahan bangunan sebagai komponen bangunan berupa blok dinding yang mempunyai keunggulan dari segi kekuatan dan efisiensi waktu pada pelaksanaan pemasangan dinding, dengan material kapur, semen, pasir silica dan air melalui teknologi penggilingan dan pemintalan dan pencampuran di cetak dan dipotong sesuai dengan ukuran yang efisien pada dimensi dinding, sehingga mengurang waste factor pemakaian bahan, sehingga dapat dikategorikan bahan hemat sampah konstruksi
B-panel adalah panel beton pracetak-prategang, merupakan sistem bahan bangunan hemat energi dan ramah lingkungan yang inovatif, karena terpadu dari panel komposit beton reinforced – expanded polystyrene ( EPS ) yang memiliki karakteristik insulasi thermal dan akustik serta ketahanan terhadap gempa, disebut komponen bangunan ramah lingkungan karena 100% recyclable dapat didaur-ulang, jangka pemakaian lama ( selama umur bangunan ), tidak beracun dan tidak membusuk.
Atap genteng dan atap beton sebagai komponen penutup atap bangunan, penutup atap bahan tanah liat genteng dengan teknologi pembakaran yang modern (tunnel) dapat menciptakan genteng keramik yang beraneka warna dan kuat menahan terik panas matahari dan juga terhadap curah hujan, sebaiknya menggunakan warna terang agar sinar matahari dapat dipantulkan dan tidak menyerap kedalam ruangan.
Atap beton dapat direduksi panasnya dengan roof garden yaitu membuat penghijauan atap dengan Prefabricated Extensive Green Roof Tray System ( PEG ), yaitu bahan ramah lingkungan dan dibuat pra-fabrikasi,sistem modul,implementasi praktis dan reduksi panas, terbukti dapat mengurangi panas pada permukaan atap bangunan sebesar delapan ( 8 ) derajat celcius menjadi lebih sejuk ( paten system milik United Premas Limited ). Penghijauan atap juga memberikan nilai estetika, memperbaiki kualitas udara karena menyerap CO2 dan mengeluarkan O2, menyejukan udara karena mengurangi suhu permukaan atap melalui bayangan dan evapotranspiration saat tanaman bernafas, karena pepohonan dapat memberikan kontribusi oksigen, demikian pula rerumputan dapat membantu menghilangkan partikel udara panas.









Gambar 4. Pengunaan atap warna terang
 







Gambar 5. Pemanfaatan road garden dengan pohon dan landscape
Utilitas bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas bangunan yang digunakan untuk menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, kemudahan komunikasi, dan mobilitas dalam bangunan. Perancangan bangunan harus menyertakan fasilitas utilitas yang dikoordinasikan dengan perancangan yang lain, seperti perancangan arsitektur, perancangan struktur, perancangan interior dan lain-lain.

Penerangan bangunan harus mempelajari masalah pencahayaan sehingga bangunan dapat berfungsi seperti yang diharapkan. Selain itu, perancang bangunan harus juga memperhatikan manfaat penerangan atau pencahayaan alam selama masih dapat dimanfaatkan. Pemanfaatan cahaya matahari selain memberikan panas (radiasi) juga memberikan cahaya yang bermanfaat sekali bagi semua kehidupan di darat dan air, maka cahaya matahari sangat diperlukan khususnya dalam pencahayaan bangunan, tujuan pemanfaatan cahaya matahari sebagai penerang alami dalam bangunan adalah sebagai berikut:
a.  Menghemat energi dan biaya operasional bangunan,
b. Menciptakan ruang yang sehat mengingat sinar matahari mengandung  ultraviolet yang memberikan efek psikologis bagi manusia dan memperjelas kesan ruang,
c.  Mempergunakan cahaya alami sejauh mungkin ke dalam bangunan, baik sebagai sumber penerangan langsung maupun tidak langsung.

Pemanfaatan cahaya matahari ke dalam ruang dapat dilakukan dengan berbagai cara, dilihat dari arah jauhnya sinar matahari dan komponen / bidang-bidang yang membantu memasukan dan memantulkan cahaya matahari. Surut jauhnya sinar matahari ini berbeda - beda pada setiap daerah. Pada umumnya, cahaya matahari yang jauh ke permukaan tanah / bangunan dapat dinyatakan sebagai berikut:
a. Cahaya matahari langsung jatuh pada bidang kerja.
b. Refleksi pantulan cahaya matahari dari benda yang berada di luar rumah dan masuk melalui jendela.
c. Refleksi / pantulan cahaya matahari dari halaman ,yang untuk kedua kalinya di pantulkan kembali oleh langit-langit dan dinding kearah bidang kerja.
d. Cahaya yang jatuh dilantai dan dipantulkan lagi oieh langi-langit besarnya  refleksi cahaya matahari ini sangat dipengaruhi oleh bahan pemantulan dan warna.

E. CONTOH PENERAPAN GREEN BUILDING

Konsep green school building didesai untuk penghematan energy listrik, penggunaan air yang bisa didaur ulang, dan pemanfaatan limbah sesuai dengan kaidah-kaidah lingkungan. Maka dari itu, penggunaan bahan bangunannya pun diupayakan menggunakan bahan eco-friendly ( ramah lingkungan ). Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, mengatakan konsep green school building  meruppakan bagian proses pendidikan lingkungan kepada siswa, sehingga mau tidak mau siswa yang sekolahnya sudah berorientasi lingkungan dan mengadaptasi kaidah lingkungan tadi harus memahami pentingnya mencintai dan pelestarian lingkungan.
Pemprov DKI akan menjadikan gedung sekolah sebagai contoh dan teladan yang baik untuk seluruh bangunan yang akan didirikan di Jakarta.
Pada 2010, setidaknya sudah ada dua gedung sekolah yang dijadikan proyek percontohan sekolah hijau yaitu Sekolah Dasar (SD) di Semanan, Jakarta Barat dan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Cikini, Jakarta Pusat.  
                (a)                                        (b)
Gambar 6. Contoh Green Building (a) Sekolah di Jakarta, (b) Universitas di Singapore. Sumber media Berita8.com




Sumber Referensi :

Alfinnur. 2011. Green House. Artikel Sahabat. ( http://www.artikelsahabat.com, diakses 18 Mei 2012 ).
Triyoga, Hardani. 2011. Saatnya Gunakan Bahan Bangunan yang Ramah Lingkungan. News. ( http://www.seputarindonesia.com , diakses 18 Mei 2012 ).
Adhito, Achmad. 2009. Kriteria Green Building. Berita Properti. (http://www.rumah123.com, diakses 18 Mei 2012).
Jatnika, Yanuar. 2011. Apa itu Green Building?. Berita Secepat Peristiwa. (http://www.jurnas.com, diakses 18 Mei 2012).
2009. Prinsip “Green Building” alias Bangunan Hijau. (http://www.PT.Promaco.com, diakses 18 Mei 2012).
Budisuanda. 2011. Green Building = Green Construction ?. (http://www.manajemenkonstruksi.com, diakses 18 Mei 2012).
2011. Gedung Sekolah di Jakarta Jadi Contoh Penerapan Green Building. (http://www.berita8.com, diakses 18 Mei 2012).
Wirawati, Sylvie. 2011. Penggunaan Teknologi Bahan Inovatif Pada Pembangunan Berkelanjutan. Prosiding Avoer.Pdf.



1 komentar: